Tuesday, October 18, 2011

Prokrastinator.

Pagi itu sangat nyinyir. Aku terbangun kaget. Di pikiran terbayang wajah pucatnya dan terbaring di kasur rumah sakit tua. Namun malaikat pencabut nyawa ternyata selama ini mencarinya. Mobil putih siap membawanya pulang ke pangkuan Yang Kuasa. Walau raga terbungkus kain kafan dan tanah sekarang, tetap terbayang senyum tegar yang berbinar. Selalu.
Disini sepi, ayah. Hanya teriakan-teriakan dari mulut yang diam. Hanya siluet manusia-manusia anti peduli. Rindu ini seperti hujan, ayah. Selalu datang dan tak pernah habis..
Namun, tenanglah disana.

No comments:

Post a Comment